Anakku Cinta
Setelah
melahirkan, aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Aku ingin fokus mengurus dan
membesarkan anak-anakku. Cinta tumbuh sehat. Badannya montok dan menggemaskan.
Kehadirannya membawa kebahagiaan tersendiri bagi kami. Namun keadaan berubah ketika usia Cinta
memasuki 8 bulan Cinta mengalami muntah-muntah dan mata kirinya membesar agak
nonjol keluar.
Aku
dan suamiku membawanya ke Spesialis mata. Diagnosa awal menunjukan bahwa syaraf
mata Cinta mengalami pembengkakkan dan untuk mengetahui penyebabnya Cinta harus
menjalani CT Scan.
Berbekal
kartu BPJS kami memilih RSCM untuk pengobatan Cinta. Semua prosedur kami
jalani. Untuk menjalani CT Scan bagi pasien BPJS harus menunggu antrian selama
kurang lebih satu bulan lamanya. (
Wow lama bangeeettt )
Akhirnya
pada tanggal 20 Oktober 2014, Cinta menjalani CT-Scan. Mengingat cinta masih
bayi, Cinta harus di bius total. Cinta menangis kencang saat jarum mulai
menyentuh tubuhnya. Tangisan Cinta membuat aku ikut menangis. Tak tega rasanya
melihat dia kesakitan seperti ini.
Cinta
belum sadar ketika keluar dari ruang CT-Scan. Dan aku melihat banyak bekas
tusukan jarum di tangan dan kakinya. Menurut suamiku yang sejak awal menemani
Cinta, Dokter kesulitan menemukan urat nadi Cinta karena tubuhnya yang montok.
Seminggu
kemudian kami mengambil hasil CT-Scan Cinta. Hatiku dag dig dug ngga karuan.
Aku berdoa dan berharap hasilnya baik dan tidak terjadi sesuatu yang
menghawatirkan. Aku mencoba menenangkan diri hingga dokter menjelaskan
semuanya. Aku begitu shock. Lemas rasanya tubuhku ketika dokter mengatakan
bahwa ada tumor di belakang bola mata Cinta.
Aku
marah pada keadaan ini. Aku marah pada Tuhan. Kenapa putri kecilku harus di
berikan cobaan seperti ini. Apa yang terjadi pada Cinta membuat aku
menutup diri dari tetangga. Aku belum siap jika mereka tahu keadaan Cinta.
Aku
dan suamiku lebih intens mengunjungi RSCM. Selama di RSCM kami banyak bertemu
dan berbicara dengan keluarga pasien yang senasib dengan kami. Aku bersyukur
karena kondisi Cinta masih jauh lebih baik di bandingkan pasien lain dan aku
melihat mereka begitu tegar dan tetap semangat menjalani hidup. Hal ini membuatku menjadi lebih kuat, lebih sabar dan
ikhlas menerima dan mengadapi cobaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar